LIPUTAN6SULTRA.COM.
LAWORO – Bupati Muna Barat, Achmad Lamani resmi membuka festival Ogoh-Ogoh umat Hindu yang dilaksanakan di lapangan sepak bola Desa Labukolo, Kecamatan Tiworo Tengah, Sabtu (26/2/2022).
Kata dia, kegiatan festival ini merupakan suatu budaya kearifan lokal yang ada di Mubar. Selain itu, kegiatan umat Hindu menjelang perayaan Hari Nyepi ini merupakan salah satu etnis budaya yang menggambarkan bahwa Mubar adalah sebagai miniatur budaya di Indonesia.
“Kita ketahui bersama, 2 tahun ini festival Ogoh-Ogoh tidak dilaksanakan dikarenakan pandemi Covid-19. Dengan pelaksanaan festival Ogoh-Ogoh hari ini, kita (Pemkab Mubar) mendukung penuh pelaksanaan kegiatan sebagai kegiatan budaya yang ada di Mubar,” kata mantan Sekda Mubar ini.
Achmad Lamani mengungkapkan di Mubar ini bukan hanya pesona wisata sejuta pulau yang harus dikembangkan. Tetapi juga, kedepannya akan mengembangkan pesona etnis budaya yang menjadi kekayaan budaya yang ada di Mubar.
“Kita mempunyai keanekaragaman budaya, agama, suku dan ras. Dengan keanekaragaman ini menjadikan kita kokohan dan kebhinekaan dengan bersatu membangun Mubar,” ungkapnya.
“Saya sangat mengapresiasi dengan budaya yang ditunjukkan oleh umat Hindu. Saya mendukung pelaksanaan festival ini, sebagai agenda rutin pemerintah daerah setiap tahunnya, sehingga bisa menjadi destinasi wisata religi,” tambahnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mubar, Kadek Resana mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah daerah yang telah mendukung pelaksanaan festival ini. Kata dia, dengan dukungan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah dengan budaya umat Hindu yang ada di Mubar.
“Kami selaku tokoh umat Hindu di Mubar sangat mengapresiasi terkait dukungan pemerintah dalam melestarikan budaya yang ada di Mubar. Kita ketahui bersama bahwa festival Ogoh-Ogoh merupakan budaya umat Hindu menjelang perayaan Hari Nyepi nanti,” tuturnya.
Dikatakannya, selama dua tahun terakhir ini, festival Ogoh-Ogoh umat Hindu di Mubar tidak dilaksanakan karena pandemi Covid-19. Tetapi, festival kali ini bisa diijinkan oleh Satgas Covid-19 Mubar untuk melaksanakan festival Ogoh-Ogoh ini.
“Festival Ogoh-Ogoh ini merupakan rangkaian dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi. Dimana dikisahkan bahwa sifat-sifat atau niat yang tidak sesuai ajaran agama bisa dihilangkan sebelum hari raya nanti,” ucapnya.
Untuk itu, diri berharap kedepan pemerintah daerah bisa memberikan solusi yang terbaik sebagai umat Hindu agar budaya bisa dilestarikan. Dengan kehadiran Bupati Mubar di festival ini bisa memberikan angin segar bahwa umat Hindu merupakan bagian dari warga mubar.
“Kami umat Hindu siap mengabdikan diri untuk Mubar. Kami berada di Mubar sudah hampir 30 tahun lebih rukun dan damai serta toleransi antar umat beragama dapat terjaga dengan baik” tutupnya.
Ketua Prada Mubar, Gede Edi Sutarwan mengatakan kegiatan festival Ogoh-Ogoh sudah hampir dua tahun yang lalu tidak terselenggaranya karena pandemi Covid-19. Lanjut dia, dalam festival Ogoh-Ogoh kiranya ada tujuh desa yang turut meramaikan.
Ketujuh desa ini yakni desa Wapae Jaya, Kasimpa Jaya, Wulanga Jaya, Sido Makmur, Lawada Jaya, Labukolo, dan Desa Suka Damai. Ketujuh desa ini menampilkan berbagai macam Ogoh Ogoh mulai dari Bawi Srenggi, Sang Kali Maya, Maisya Sura, Dewi Shinta Kepandung (Diculik), dan Sang Kala Raja Tamak.
“Mubar merupakan salah satu miniatur budaya yang ada di Indonesia. Kami sangat bangga dengan adanya keberagaman budaya yang ada di Mubar. Ini menunjukkan bahwa toleransi antar umat beragama di Mubar sangat baik,” kata dia.
Dengan festival Ogoh-Ogoh ini, dirinya berharap sebagai pemuda umat Hindu ingin menunjukkan seni dan budaya kepada masyarakat luas. Selain itu, dirinya berharap kepada masyarakat.
(Kahar)