KENDARI – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) jilid I dengan tema Membangun Karakter Yang Berjiwa Marhaenis Dan Bertanggung Jawab Dalam Marwah Gerakan.
Adapun jumlah anggota yang berpartisipasi sebanyak 18 orang yang bertempat di gedung KNPI Sulawesi Tenggara pada Jumat 24 Mei 2024.
Dalam kesempatan tersebut dihadiri langsung ketua Cabang GMNI Kendari Bung Rasmin Jaya beserta jajaran pengurus GMNI Kendari, pengurus komisariat serta anggota dan kader GMNI se Kota Kendari yang turut membersamai dari pada kegiatan tersebut.
Proses kegiatan berjalan cukup hikmat, terlihat bagaimana antusias kader berbondong bondong untuk hadir di lokasi tersebut.
Tentu kita semua sadari bahwa kaderisasi adalah nafas panjang organisasi sehingga kegiatan ini harus terus berkesinambungan dan dilakukan oleh setiap komisariat sebagai program yang sangat strategis.
Tak hanya itu, kaderisasi juga menjadi prioritas untuk menciptakan bibit-bibit pemimpin demi transformasi regenerasi kepemimpinan organisasi di masa depan dan mampu menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial.
Dalam sambutannya Ketua Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) GMNI Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO) Bung Feby mengatakan kaderisasi dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat basis anggota dan kader GMNI khususnya di Universitas Halu Oleo (UHO). Hal itu agar para anggota dan kader memiliki komitmen kuat sebagai jiwa-jiwa penerus semangat perjuangan Sang Proklamator, Ir Soekarno.
Ia juga menyampaikan, kegiatan perdana Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) ini merupakan hal yang sangat istimewa karena di ikuti cukup banyak mahasiswa dengan dorongan dan partisipasi yang kuat.
“Semoga dengan kegiatan kaderisasi PPAB, GMNI menjadi organisasi pergerakan dan perjuangan yang semakin solid dan kuat serta semangat sebagaimana tugas dan fungsinya sebagai pejuang pemikir,” katanya.
Ia juga mengharapkan, seluruh anggota dan kader agar terus melakukan pergerakan konsolidasi kaum muda dalam memperkuat basis melalui kaderisasi dan selalu berada di garis perjuangan bersama rakyat.
“Kita akan terus berkomitmen berjuang mengawal segala kebijakan pemerintah dan terus memperkuat basis di kalangan mahasiswa,” tegasnya.
Sementara Ketua DPC GMNI Kota Kendari, Rasmin Jaya mengatakan bahwa organisasi hanyalah wadah untuk kita belajar dan berproses. Seperti apa dan bagaimana kita kedepan tergantung bagaimana keseriusan, ketekunan, konsistensi dan komitmen kita belajar di dalamnya.
Ia juga mengingatkan, membangun basis ideologi marhaenisme dijejaring akar rumput memang harus di ikuti dengan kesadaran moral anggotanya, apa lagi tantangan di era globalisasi dan modernisasi sekarang ini sudah sangat mempengaruhi antusias dan partisipasi mahasiswa dalam berorganisasi.
Sehingga ideologi itulah yang akan menjadi pengikat untuk menumbuh kembangkan organisasi dan membangun jiwa militansi dalam berjuang melawan penindasan. Itulah salah satu khasiat dalam kita berproses dengan baik dan serius serta selalu percaya setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya.
“Yang akan mengisi ruang-ruang kritis di berbagai lini kelembagaan kampus ke depan membutuhkan kualitas dan kader yang progresif, punya menajemen kepemimpinan yang baik, kualitas skill yang memadai dan jejaring luas yang bisa memberdayakan satu sama lain dan tak kalah penting bagaimana marhaenis sejati bisa terus menggaung dan menjadi pengontrol sosial dalam setiap kebijakan pemerintah yang ada,” bebernya.
Ia juga membeberkan, dengan perkembangan globalisasi dan modernisasi yang sangat pesat organisasi nasionalis menjadi instrumen penting untuk memperdalam pemahaman kita tentang kebangsaan sekaligus beradaptasi dengan perkembangan tersebut.
Olehnya itu, konsolidasi organisasi dan penguatan kapasitas di internal menjadi penting untuk kita bisa berbuat lebih banyak kepada masyarakat dan membangun basis organisasi yang kuat.
Ia berpesan agar anggota dan kader GMNI tidak lupa dengan rumah sendiri. Apa lagi perkembangan organisasi kemahasiswaan tidak lagi semenarik dulu karena tak mampu lagi menjadi pendobrak kekuasaan. Sehingga sebagai organisasi gerakan harus terus mengawal masalah sosial politik di tengah masyarakat.
Penulis : Rasmin Jaya