SULTRA,LIPUTAN6SULTRA.COM- Nakman, S.Pd kelahiran Lakomea 5 Maret 1988, Siap Membawa Perubahan dan memberanikan diri untuk mengambil Bagian dalam kontestasi politik yakni pemilihan legislatif 2024 Mendatang Minggu 13/2/2033.
Aktifis Tahun 2000an Ini Mengatakan Bahwa melihat bahwa menjadi parlemen adalah cara yang tepat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat banyak tentunya dengan pilar berjuang untuk mengangkat martabat kaum pinggaran, bela hak hak masyarakat dan memberikan keadilan yang sama pada masyarakat. Terutama bagi kaum Nelayan dan Petani uajrnya”
“Saya selaku Putra Daerah Konawe Selatan Kecamatan Laonti, Sekian lama saya menjadi parlemen jalanan saya merasa belum mampu megawal aspirasi rakyat secara maksimal terkhusus kecamatan Laonti yang sampai hari merupakan kecamatan yang terisolir hal ini disebabkan karena status saya sebagai parlemen jalanan tidak memiliki kekuatan di mata hukum dan legalitas seperti yang dimiliki DPR, DPD dan DPRD.” Ujar Nakman”
Selain daripada itu, tujuan saya bertarung di pemilihan legislatif tahun 2024 merupakan langkah pemuda sebagai generasi pendobrak agar kehadiran pemuda dapat diperhitungkan. Pemuda merupakan elemen masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa ini karena memiliki jiwa militan dan progresif serta produktif paparnya”
Lanjut, Selama ini pemuda hadir hanya sebagai penyumbang ide dan gagasan yang eksekusinya dilimpahkan kepada kaum tua yang saat ini mendominasi panggung parlemen. Akan tetapi, ide dan gagasan cemerlang kaum muda ternyata tidak mampu terimplementasi dengan baik di tangan kaum tua sehingga gagasan-gagasan cemerlang tersebut terus lahir dan terus mati terkubur ditelan bumi.
“Kehadiran saya sebagai pemuda yaitu ingin menunjukan bahwa ide dan gagasan cemerlang itu semestinya diimplementasikan oleh kaum muda agar pemuda tidak saja menjadi penyumbang gagasan melainkan eksekutor dari sebuah gagasan yang tentunya merupakan representase dari kemandirian berfikir sekaligus juga sebagai stafet generasi penerus kaum tua yang terukur dengan ilmu dan pengalaman pengalaman keemassannya dari organisasi dan advokasi yang masyarakat selama ini yang telah saya lakukan di masyarakat.
Akan tetapi, gagasan cemerlang pemuda tidak mungkin terimplementasi jika pemuda hari ini tidak diberikan ruang yang memiliki kekuatan hukum serta legalitas dan suppor dari masyarakat secara menyeluruh apakah itu dari kaum tua maupun kaum muda itu sendiri”
Untuk itu, saya menyatakan sikap siap bertarung pada pemilihan legislatif tahun 2024 dan memohon kepada seluruh elemen masyarakat di Dapil V Konawe Selatan Moramo, morut, Laonti, Kolono-Kolono Timur, tentunya saya membutuhkan doa serta dukungan untuk menuju parlemen sesungguhnya guna memiliki legalitas untuk menyuarakan aspirasi serta menyalurkan ide dan gagasan yang kami miliki sebagai generasi muda.
Di Isi Lain iapun Menjelaskan MENGAPA SAYA HARUS MEMILIH PARTAI UMMAT?
Pragmatisme politik saat ini luar biasa terjadi. Perimbangan kekuatan ketika kampanye Pileg dan Pilpres, kini sudah berubah karena kecenderungan pada kekuasaan. Secara etika, yang kalah akan berada diluar pemerintahan menjadi penyeimbang dan tetap mewakili kepentingan dan gagasan konstituennya, bukan mengantre didepan gerbang Istana untuk mengemis dan menghiba pembagian kekuasaan.
Sikap politik ummat, termasuk keresahan, kekecewaan dan bahkan kemarahan, harusnya terpresentasikan oleh kekuatan politik formal yang ada, termasuk terwakili oleh partai politik yang menjadi muara dan corong suara rakyat terutama konstituennya. Yang terjadi saat ini, elit politik seperti memiliki dunia sendiri, agenda sendiri dan sekedar memperjuangkan ketua umumnya mendapatkan jabatan, atau bahkan menjadi calon presiden untuk periode Pilpres mendatang, nyaris tidak lebih.
Komparasi kekuatan politik formal mestinya seimbang dengan sikap politik publik. Bagaimanapun, pemerintahan harus dikontrol, karena secara alamiah kekuasaan cenderung korup dan cenderung resisten kritik. Kekuasaan absolut pada suatu golongan akan mendorong pengumpulan sumber daya pada satu golongan, baik sumber daya jabatan, ekonomi, sosial-politik dan hukum, dan ini akan melahirkan ketidakadilan, karena kencenderungan manusia egois dan rakus. Kekuatan besar memberikan kebebasan bertindak dan seringkali kalau tanpa kendali akan cenderung merusak.
Partai Ummat, paling tidak yang saya pahami, hadir sebagai kekuatan politik baru untuk mengakomodasi sikap politik publik yang tidak tersalurkan kepada partai dan golongan politik mapan di negeri ini yang sudah terlanjur orientasinya kekuasaan. Partai Ummat mewakili kegelisahan sebagian publik Indonesia yang dipertontonkan ketidakadilan hukum dan sosial, resah dengan hutang yang semakin menggunung, dan kecewa dengan semakin merebaknya islamphobia dan tafsir tunggal Pancasila, bahkan membenturkan Islam dan Pancasila. Tujuannya adalah menegakan kehidupan sekuler di tanah Indonesia yg relijius.
Kita harus bangkit dan melawan dengan gagasan dan karya yg positif untuk Ummat dan bangsa. Kalaupun pada akhirnya kita kalah, kita akan tetap bisa membusungkan dada dan berkata kepada anak cucu kita nanti, bahwa kita tidak diam membiarkan gerakan sekuler. (Red)