KENDARI,LIPUTAN6SULTRA.COM || – Jaringan Masyarakat Berantas Korupsi (JASBARU) Sulawesi Tenggara (Sultra) kini kembali angkat bicara dan menyoroti oknum di Dinas Kesehatan Konut terkait adanya dugaan penerimaan suap dari CV. Britania Jaya Construktion.
Kasus dugaan suap terkait proyek penambahan ruang gedung puskesmas sawa yang sedang berlangsung dan dikerjakan oleh CV. Britania Jaya Construktion.
Proyek tersebut dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.754.984.309,00 Tahun 2024. Yang dimulai pada tanggal 10 Juni 2024 sampai dengan tanggal 06 Desember. Meskipun pembangunan tersebut diduga sangat terlambat dilaksanakan.
Kasus suap tersebut diduga keras melibatkan Oknum Kadis Kesehatan, Nurjannah Efendi dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), atas nama Musniar. Ucap Manton.
Dan hal itu telah viral dimedia online melalui pemberitaan beberapa hari lalu. Alhasil pemberitaan itu ditanggapi oleh Kadis Kesehatan Konut, Nurjannah.
Dalam pemberitaan tersebut, Kadis Kesehatan Konut, Nurjanah mengaku tidak pernah melakukan transaksi apalagi menandatangani kwitansi yang disangkakan kepada pihaknya dimana didalamnya tertuang jumlah nilai uang ratusan juta rupiah.
“Sesuai isi berita itu yang disampaikan bahwa kadis kesehatan menerima suap. Apa yang saya mau jawab, karna saya tidak tau. Kalau mereka bilang ada bukti, ya bukti Apa? ” Kata Nurjanah Efendi kepada awak media. Rabu, (16/09/2024) lalu.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif JASBARU, Manton menegaskan bahwa pihaknya tidak asal bicara tanpa memiliki data dan sumber informasi yang akurat.
Penyerahan sejumlah uang tunai dan cek giro BRI tersebut diduga kuat Kadis Kesehatan telah mengetahuinya.
“Jadi kami tegaskan, Ibu Kadis Kesehatan jangan asal bicara bahwa tidak mengetahuinya. Tetapi saya paham bahasa itu dikeluarkan sebagai hak jawab, dan itu bebas.” Jelas Manton. Sabtu, 19/10/2024.
Sambung Manton menjelaskan bahwa Penyerahan uang tunai itu diduga diketahui oknum Kepala Dinas Kesehatan, Nurjannah Efendi Bersama oknum PPK, Musniar.
Meskipun uang tersebut bukan mereka yang mengambilnya, tetapi salah seorang pria inisial “So” yang mengambilnya berupa Map berisikan Cek Giro dan sebuah kantong berwarna hitam berisikan uang tunai.
Kemudian dari “So” diduga kuat menyerahkan ke PPK didalam ruangannya. Dan itu berdasarkan pengakuan sumber kami.
Dugaan kuat kami dibuktikan setelah So masuk kedalam ruangan PPK, Musniar, So keluar dalam keadaan tangan kosong. Artinya uang tersebut diduga kuat diserahkan ke oknum PPK, Musniar.
“Jadi, sekali lagi saya tegaskan, bahwa saya tidak mungkin berbicara tanpa dasar dan bukti,” tegas Manton.
Hanya saja, kata Manton, bukti yang dimilikinya hanya untuk pada saat pelaporan nanti di Aparat Penegak Hukum (APH).
Sebelumnya, “kami sudah berusaha menghubungi melalui via WhatsApp melakukan konfirmasi ke PPK ibu Musniar meminta waktunya untuk bertemu guna melakukan klarifikasi,” ujar Manton.
Belum lama kemudian, selaku PPK ibu Musniar menelfon dan meminta waktu untuk bertemu di Kendari tetapi kalau bisa jangan ada orang lain dan jangan tersebar dulu, itu permintaannya, saat itu.
Setelah beberapa hari kemudian, Ibu Musniar kembali memberikan informasi bahwa pertemuan untuk klarifikasi batal, hingga saat ini.
Dan saat itu juga, mulai bermunculan oknum – oknum yang mencoba untuk mengintervensi dan menyampaikan agar kami tidak mengganggu, sebab mereka berada didalamnya.
“Kami berharap, agar APH segera memanggil dan memanggil Oknum Kadis Kesehatan Konut, Nurjannah Efendi, PPK, Ibu Musniar dan So serta Komisaris dan Direktur perusahaan CV. Britania Jaya Construktion untuk dimintai keterangan terkai adanya dugaan suap ratusan juta rupiah,”. Pungkasnga, Bersambung.
Laporan : Tim/Red